Asuhan Persalinan Normal (60 Langkah)


Assalamualaikum wr,wb.
Selamatdatang di http://askebaskeb.blogspot.com 
selamat membaca dan semoga bermanfaat untuk kita semua.

Baiklah salam jumpa kembali bersama saya Rohana Mega Masriani Amd Keb dalam kesempatan kali ini dalam Asuhan Kebidanan yaitu yang Dimana kali ini saya akan membahas dengan lengkap langkah Asuhan Persalinan Normal (APN) sesuai dengan pengalaman yang telah saya kerjakan serta dari berbagai acuan yang saya pelajari, untuk lebih jelasnya langsung saja kita bahas satu persatu bagaimana itu persalinan normal yang benar berikut di bawah ini :


I. Melihat Tanda dan Gejala kala II (dua)

 1.Tanda dan gejala kala 11 (doran,teknus,perjol,vulka) sahabat tau apa itu doran, teknus, perjol,             vulka?
    nach yukz kita bahas satu satu penjelasannya....
   Doran  : dorongan meneran yaitu keinginan ibu untuk meneran
   Teknus : tekanan anus yaitu tekanan pada rektum dan vagina semakin meningkat
   Perjol   : perinium menonjol
   Vulka   : vulva membuka yaitu vulva- vagina dan sfingter anal membuka


II. Menyiapkan pertolongan persalinan

2. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obat esensial siap di gunakan.
mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan spuit seteril sekali pakai di dalam partu set.

3. Menggunakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih

4. Melepaskan perhiasan di bawah siku (cincin, gelang, jam tangan dst), Mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir kemudian mengeringkan tangan dengan handuk sekali pakaipribadi yang bersih

5. Memakai satu sarung tangan DTT atau steril untuk semua pemeriksaan dalam

6. Menghisap Oksitosin 10 unit ke dalam spuit (dengan memakai sarung tangan disenfeksi tingkat
tinggi atau steril) dan meletakkan nya kembali di partus set disenfeksi tingkat tinggi atau tampa
tersentuh/terkontaminasi spuit).


III. Memastikan pembukaan lengkap dan janin 
dalam keadaan baik

7. Membersihkan vulva dan perineum, dengan kapas atau kasa yang sudah disenfekdi tinggi
menekannya dengan hati-hati dai depan ke belakang. jika mulut vagina,perineun dan anus
terkontaminasi dengan kototan ibu membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar.
Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut
dengan benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah # 9).

8. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa           pembukaan serviks sudah lengkap.
  • Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi.

9. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua
tangan (seperti di atas).

10. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ         dalam batas normal ( 100 – 180 kali / menit ).
  • Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
  • Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.


IV. Menyiapkan Ibu & Keluarga untuk membantu 
proses pimpinan meneran.

11. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam       posisi yang nyaman sesuai keinginannya.

  • Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan.
  • Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu utuk meneran. (Pada saat ada his, bantu
      ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

13. Melakukan pimpinan meneran saat Ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran :
  • Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinganan untuk meneran
  • Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran.
  • Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).
  •  Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi.
  • Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu.
  • Menganjurkan asupan cairan per oral.
  • Menilai DJJ setiap lima menit.
  • Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60/menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera.
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
  • Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran padapuncak kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara kontraksi.
  • Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera setalah 60 menitmeneran, merujuk ibu dengan segera.


V. Persiapan pertolongan kelahiran bayi

14. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih di atas       perut ibu untuk mengeringkan bayi.

15. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.

16. Membuka partus set.

17. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.



VI. Menolong kelahiran bayi
Lahirnya kepala
18. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain di kelapa bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.

  •  Jika ada mekonium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap lendir DeLee disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih.

19. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih.

20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi,
      dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi :
  • Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala bayi.
  • Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di dua tempat dan memotongnya.

21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan. Lahir bahu

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut 
menariknya ke arah bawah dan kearah keluar hingga bahu anterior muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

Lahir badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada di bagian
bawah ke arah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan
tersebut.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir.

24. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung
ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat panggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki
bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki.


VII. Penanganan bayi baru lahir.

25. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi       sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang        memungkinkan).

26. Segera mengeringkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian pusat.

27. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada
tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama
(ke arah ibu).

28. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.

29. Mengganti handuk yang basah dan menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan           kering, menutupi bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami kesulitan           bernapas, mengambil tindakan yang sesuai.

30. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya dan memulai             pemberian ASI jika ibu menghendakinya.


VIII. Peregangan tali pusat terkendali

Oksitosin
31. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi abdomen untuk menghilangkan               kemungkinan adanya bayi kedua.

32. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

33. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM di 1/3
paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

Penegangan tali pusat terkendali
34. Memindahkan klem pada tali pusat

35. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus.
Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.

36. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke arah bawah pada tali
pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan
cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu
mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40 detik, menghentikan
penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.

  • Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan ransangan puting susu.

Mengluarkan plasenta.
37. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat ke arah
      bawah dan kemudian ke arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil meneruskan tekanan
      berlawanan arah pada uterus.

  • Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari   vulva.
  • Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama 15 menit: Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM.

    Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan
    menggunakan teknik aseptik jika perlu.
    Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.
    Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.
    Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi.

KEGIATAN
38. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta dengan
      menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-
      hati memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan
      selaput ketuban tersebut.

  • Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril

     dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan
     atau klem atau forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian
     selapuk yang tertinggal.

Pemijatan Uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan masase uterus, meletakkan
      telapak tangan di fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
      lembut hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).


VIII. Menilai pendarahan

40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun janin dan selaput
      ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta
      di dalam kantung plastik atau tempat khusus.

  • Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selam 15 detik mengambil

tindakan yang sesuai.
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit laserasi
      yang mengalami perdarahan aktif.


IX. Melakukan prosedur pasca melahirkan

42. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik.
      Mengevaluasi perdarahan persalinan vagina.

43. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %,
      membilas kedua tangan yang masih bersarung tangan tersebut dengan air disinfeksi
      tingkat tinggi dan mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

44. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril atau mengikatkan tali disinfeksi         tingkat tinggi dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

45. Mengikat satu lagi simpul mati dibagian pusat yang berseberangan dengan simpul mati yang               pertama.

46. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin 0,5 %.

47. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya. Memastikan handuk atau kainnya             bersih atau kering.

48. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

EVALUASI
49. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
  • 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan.
  • Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan.
  • Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca persalinan.

     Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, melaksanakan perawatan yang sesuai untuk                        menatalaksanaan atonia uteri.
     Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan penjahitan dengan anestesia lokal          dan menggunakan teknik yang sesuai.

50. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase uterus dan memeriksa kontraksi           uterus.

51. Mengevaluasi kehilangan darah.

52. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam               pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
  • Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan.
  • Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal.
Kebersihan dan keamanan
53. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit).             Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi

54. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai.

55. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat tinggi. Membersihkan cairan                 ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.

56. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk         memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan.

57. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan               membilas dengan air bersih.

58. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.

59. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.

Dokumentasi
60. Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

//Acuan : buku asuhan persalinan lengkap 2013//

http://askebaskeb.blogspot.co.id

Share on Google Plus

About Unknown

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment

0 komentar:

Posting Komentar